Senin, 27 Mei 2013

RENUNGAN dari "Guru Waseso"

Bismillahirrohmanirrohiim.
Dengan senantiasa menyampurkan segala KEPASTIAN hak prerogatif sang Kholiqul 'Alam. Tanpa ada daya upaya untuk berlaku sombong atas kuasa-Nya.

Indikator keberhasilan dari Tawakkal dan berserah diri ialah tidak adanya rasa was-was, khawatir atau kecewa. Yang ada adalah ucapan dengan penuh rasa syukur ‘alhamdulillaah’ atau dengan penuh rasa ikhlas ‘Innaa lillaahi wainna ilaihi rooji’uun’. ….Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang dia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.


Al Kisah dari Guru Waseso bersama santri-santrinya di padepokan "Jurang Urip".
Suatu saat Guru Waseso memerintahkan sama ketua santri untuk menggladi santri-santri padepokan. Mereka dipersiapkan untuk maju diuji tingkat kemampuannya oleh sang Guru. Selama 2 pekan santri-santri belajar dengan giat dan mencurahkan segala kemampuannya untuk mencapai peringkat lulus di hadapan sang Guru. Sang Ketua dengan penuh semangat dan tanpa mengenal lelah bahkan bisa dikatakan sampai berdarah-darah dalam melakukan tugas dari sang Guru.
Setelah 2 pekan berlalu tibalah saat menghadap sang Guru. Dengan penuh semangat santri-santri menyambut hari dimana mereka akan menunjukkan kemampuan yang telah mereka asah siang dan malam. Sang Ketua dengan penuh keyakinan semua santri hasil didikkannya akan meraih sukses dalam penilain sang Guru Waseso. Semua santri sudah berdiri berjajar rapi di halaman padepokan menunggu kehadiran sang Guru. Perasaan tidak menentu dan berdebar-debar menaungi semua santri tidak terkecuali sang Ketua.
Dari lorong dalam muncul bayangan sang Guru muncul. Dengan jalan perlahan namun tidak mengurangi wibawanya yang terpancar dari dirinya. Sesampai di kursi utama, sang Guru duduk dengan tatapan tajam ke arah santri-santri yang telah menunggu di halaman padeopan sejak tadi.
"Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh....."
"Wa'alaikum salam Warohmatullohi Wabarokatuh."
"Bagaimana santri...sudah siap kalian untuk ujian?"
"Siap Guru"
"Baik, tunjukkan apa yang telah kalian pelajari kepadaku"

Setelah sekian lama santri mempertunjukkan kebolehan dan kemampuannya. Sang Guru kemudian memanggil Ketua Santri yang diperintahkan untuk menggladi santri-santri.
"Bagaimana Guru?, santri-santri pasti bagus hasilnya. Saya yakin semua santri lulus karena kami sudah berlatih siang dan malam untuk mempersiapkan ujian ini".
Sang Guru Waseso terdiam sebentar seraya menghela nafas panjang.
"Sesungguhnya kau tidak mengetahui akhir dan akibat dari setiap urusan. Mungkin kau bisa mengatur dan merancang sebuah urusan yang baik menurutmu. Tetapi ternyata urusan itu berakibat buruk bagimu. Mungkin saja ada keuntungan di balik kesulitan dan sebaliknya, banyak kesulitan di balik keuntungan. Bisa bahaya datang dari kemudahan dan kemudahan datang dari bahaya."

"apa maksud guru?". Apakah artinya santr-santri tidak lulus"
sang Guru menjawa: "Ada yang Lulus, ada yang belum". "semua sesuai dengan kemampuan yang telah mereka kuasai".
"Tapi bagaimana mungkin, semua sudah belajar dengan baik bahkan sampai melupakan kegiatan yang lain hanya untuk belajar", sanggah sang Ketua Santri".

Sang Guru kemudian berdiri mendengar perkataan Ketua santri itu.
"SEJAK KAPAN KAMU LEBIH KUASA DARI ALLOH?.
SEJAK KAPAN KAMU MENGATUR RAHASIA KEPASTIAN?.
SEJAK KAPAN HILANG TAWADU'MU KEPADA ALLOH?
SEJAK KAPAN ENGKAU HILANG IMANMU.......?
Dengan mata terlihat nanar, tubuh berdiri gemetar, sang Guru Waseso melontarkan pertanyaan demi pertanyaan kepada santrinya.

"Astaghfirullohal'adziiiiiim, ya Alloh mohon ampun atas dosa dan salah hamba yang belum mampu mendidik santri hamba untuk paham dan mengerti esensi wujud kekuasaan-Mu." "Inna lillahi wa inna ilahi roji'uuun".
Ingat wahai anakkua, seberapa besar usaha kita jangan lupa Alloh mempunyai kuasa atas kehendak kita. Tawakkallah, berserahlah, mohon ridho-Nya atas segala jerih payah kita. Jangan kafirkan Iman kita, hanya karena menuruti bisikan syetan yang telah meninggikan kita dengan kesombongan, tinggi akal tanpa hati, kuat emosi tanpa mawas diri. Sadarlah anakku.....

Mendengar segala nasehat sang Guru, Ketua santri terduduk lemas tanpa tenaga. Mulut bergetar, tubuh lunglai bagai tak bertulang, air mata mengalir dari kedua kelopak matanya. Sambil terbata-bata ia berkata: "maafkan saya guru, saya hilaf, saya hilang akan, saya telah diperdaya syetan dengan kesombongan guru. Maafkan saya guru...."

Semenjak kejadian itu, para santri semakin sadar akan esensi dari perjuangan mereka. Sehingga semua santri menjadi pribadi-pribadi unggul yang mapan secara emosi dan bathin dengan senantiasa membangun hubungan cinta dengan segala kuasa Alloh atas diri manusia. Pemahaman yang utuh, keinsyafan yang hakiki.

Senin, 29 April 2013

HASIL PRA IMTAS RAJAB 1434 H

بسم الله الرحمن الرحيم

Seraya memohon ampunan dari Alloh swt. atas segala hilaf dan dosa, beriring untaian syukur terpanjat atas segala nikmat-Nya yang tak kenal siapa, proses dan ikhtiyar kita sebagai orang-orang yang diberi amanah untuk mendekatkan diri kepada Al-Qur'an sebagai bacaan yang benar baik fi lisan maupun fi qolbi, telah sampai pada hasil yang merupakan "kaca benggala" bagi kita semua untuk senantiasa berevaluasi.
Berikut kami sajikan hasil Pra IMTAS Rajab 1434 H. Kami sebagai panitia mengajak seluruh komponen Qiraati bahwa paradigma Pra IMTAS adalah sebagai instrument "Seleksi evaluatif" adalah benar adanya untuk menjaga kualitas anak didik kita dan menjaga proses pembelajaran Qiraati berjalan dan berhasil sesuai garis (khittohnya).
Perlu kiranya kami ingatkan bahwa "tidak ada anak yang salah belajar, yang ada guru salah mengajar" wejangan KH. Dachlan Salim Zarkasyi. Dalam hal ini tidak ada klasifikasi guru yang berbasis pada posisi struktural organisatoris. Akan tetapi berbasis pada kompetensi seseorang. Jadi sangat wajar jika guru-guru yang dalam tataran struktural malah santrinya mendapatkan hasil kurang memuaskan. Sehingga mari bersama-sama intropeksi demi perbaikan anak-anak dan mengembangnya senyum santri-santri kita karena puas atas hasil yang mereka upayakan.
هدانا الله واياكم