Selasa, 16 Februari 2010

Menjelang Milad Sang Utusan Agung

Beliau lahir di kota yang terkenal dengan hamparan gurun yang sangat panas dan penuh kekejaman dari perilaku para penghuniya. Hamparan gurun panas tak berperikemanusiaan ditambah perangai suka berperang dan kekerasan selalu menjadi hingar bingar kehidupan di kota Makkah kala itu.

Dalam suasana itu Allah menurunkan secercah embun penyubur padang gurun dengan disemayamkannya Muhammad dalam rahim Siti Aminah bin Abi Manaf atas buah cintanya dengan Abdullah bin Abdul Muttolib.

Tepat pada tanggal 12 Rabiul Awal pada tahun dimana raja Abrohah penuh angkara bersama pasukan gajahnya berusaha menghancurkan ka'bah. Namun kelaliman tersebut dipatahkan dengan kekuasaan Allah yang hanya mengutus burung-burung kecil ababil berbekal batu dari neraka untuk menghancurkan pasukan Abrohah. Karena kejadian ini atau atas pembuktian kekuasaan Allah inilah tahun kelahiran Muhammad bin Abdullah disebut dengan tahun Gajah.

Bagi kaum muslimin Indonesia, ada pertanyaan apakah boleh merayakan kegembiraan atas tahun kelahiran nabi Agung Muhammad tersebut?.
Bagi penulis ya sah-sah saja kan sebagai sarana ekspresi rasa cinta dan mengenang keteladanan Muhammad untuk selanjutnya sebagai tuntunan hidup di dunia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Lantas bagaimana pendapat orang yang mengharamkan peringatan Kelahiran Nabi Muhammad?
Kebanyakan alasan yang mengharamkan kurang berdasar pada esensi yang hakiki. Mereka beralasan bahwa tidak ada tuntunan syari'ah sehingga tidak dibenarkan dalam Islam. Bahwa mereka lupa wujud peringatan bukanlah serial ibadah mahdoh yang membutuhkan justifikasi syariah atau teks suci (al qur'an dan hadis) akan tetapi lebih pada nilai akulturasi sosial etik yang ada dalam masyarakat muslim. Kalau ditanya dalam tuntunan syari'ahnya ya memang tidak ada. Akan tetapi peringatan kan bukan ubudiyah jadi tidak pas kalau alasan tuntunan syari'ah.

Kalau berpikir positif apakah madhorot dari adanya peringatan tersebut?, bukankah dengan adanya peringatan tersebut bisa menanamkan kecintaan generasi muslim yang nyata-nyata tidak pernah melihat wujud Muhammad sebagai seorang mulai yang patut untuk diteladani sebagai uswatun hasanah. Sehingga akan sangat baik kalau semakin kuat usaha kita untuk mendekatkan figur Muhammad kepada generasi muslim sebagai figur yang patut menjadi uswah hasanah, ketimbang kita melarang hanya dengan alasan ta'asub buta karena keegoisan ideologi politis kita.

semoga bermanfaat dan dapat menjadi renungan bagi yang ingin Islam ya'lu wala yu'la 'alaih.