Selasa, 10 November 2009

Penugasan Santri TPA

Materi Tugas Santri

Tema: Pahlawan Muslim dalam Perjuangan di Indonesia








BIODATA

KH. AHMAD DAHLAN


Nama:

KH Ahmad Dahlan

Nama Kecil:

Muhammad Darwisy

Lahir:

Yogyakarta, 1 Agustus 1868

Meninggal:

Yogyakarta, 23 Februari 1923

Agama:

Islam


Isteri:

Siti Walidah (Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah, dikaruniai enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, dan Siti Zaharah).

Ayah:

KH Abu Bakar

Ibu:

Nyai Abu Bakar (puteri dari H. Ibrahim)

Saudara: Tujuh bersaudara


Pendidikan:

Pesantren, Yogyakarta, agama dan bahasa Arab, sampai 1883

Menuntut ilmu agama dan bahasa arab di Makkah, 1883-1888, dari pembaharu dalam dunia Islam, seperti

Muhammad Abduh, al-Afghani, Rasyid Ridha, dan Ibn Taimiyah

Memperdalam ilmu agama kepada beberapa guru di Makkah, 1902-1904



Karir:

Khatib Amin di lingkungan Kesultanan Yogyakarta

Khatib Masjid Besar Yogyakarta

Guru Agama Islam di OSVIA Magelang dan Kweekschool Jetis Yogyakarta.

Pendiri sekolah guru Madrasah Mu'allimin (Kweekschool Muhammadiyah) dan Madrasah Mu'allimat

(Kweekschool Istri Muhammadiyah)


Organisasi:

Pendiri Persyarikatan Muhammadiyah

Aktif di Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam, dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad saw.


Penghargaan:

Pahlawan Nasional (Surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961).

Kyai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Beliau adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. K.H. Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kasultanan Yogyakarta pada masa itu.


Dalam silsilah ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemuka diantara Wali Songo, yang merupakan pelopor pertama dari penyebaran dan pengembangan Islam di Tanah Jawa (Kutojo dan Safwan, 1991).


KH Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di nusantara. Ia ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. Ia ingin mengajak ummat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan al-Hadits. Ia mendirikan Muhammadiyah bukan sebagai organisasi politik tetapi sebagai organisasi sosial kemasyarakatan dan keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan.





BIODATA KH. HASYIM ASY'ARI


Nama:

Kiai Hasyim Asy'ari

Lahir:

Jombang, Jawa Timur, 10 April 1875 (24 Dzulqaidah 1287H)

Meninggal:

25 Juli 1947

Ayah/Ibu:

Kiai Asyari/Halimah

Jasa-jasa:

- Pendiri Pesantren Tebuireng, 1899

- Salah satu pendiri Nahdlatul Ulama, 31 Januari 1926

- Tokoh pembaharu pesantren


Penghormatan:

- Pahlawan Kemerdekaan Nasional (SK Presiden RI No.294 Tahun 1964, tgl 17 Nop 1964)

Pendiri pesantren Tebuireng dan perintis Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, ini dikenal sebagai tokoh pendidikan pembaharu pesantren. Selain mengajarkan agama dalam pesantren, ia juga mengajar para santri membaca buku-buku pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato.


Selain itu, KH Hasyim Asy'ari juga dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren Tebuireng (Jombang). Namanya juga sangat lekat dengan tokoh pendidikan dan pembaru pesantren di Indonesia. Selain mengajarkan agama pada pesantren, ia juga mengajar para santri membaca buku-buku pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato. Ia merupakan salah seorang tokoh besar Indonesia abad ke-20.


KH Hasyim Asy'ari dilahirkan pada 14 Februari l871, di Pesantren Gedang, Desa Tambakrejo, sekitar dua kilometer ke arah utara Kota Jombang, Jawa Timur. Ia merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara pasangan Kiai Asy'ari dan Nyai Halimah.


Ayahnya, Kiai Asy'ari, adalah menantu Kiai Utsman, pengasuh pesantren Gedang. Sehingga, sejak kecil, ia sudah mendapatkan pendidikan agama yang cukup dalam dari orang tua dan kakeknya. Ia diharapkan menjadi penerus kepemimpinan pesantren.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar